# Tags
#Kampus

SMA Karya Utama Marindal Gelar Seminar Kesiapan Generasi Muda Hadapi Era VUCA

KampusMedan – Medan, SMA Karya Utama yang berlokasi di Jln.Pendidikan Marindal Kecamatan Patumbak Deliserdang, sukses menggelar seminar “Kesiapan Generasi Muda
Menghadapi Era VUCA”, Jumat (5/8/2022), dengan menghadirkan narasumber dosen tetap Fakultas Ekonomi Universitas Prima Indonesia (FE UNPRI) Medan, yang juga selaku
pemerhati sosial dan ekonomi, Mangasi Butarbutar SE,MM.

Pada seminar yang dihadiri siswa dan guru-guru tersebut, Mangasi Butarbutar menyampaikan fenomena sosial saat ini tentang sulitnya memperoleh pekerjaan, banyaknya PHK yang terjadi apalagi sejak Pandemi Covid-19, tingginya pengangguran dan situasi VUCA akhir-akhir ini, sehingga perlu strategi dan terobosan khusus untuk menghadapinya. Era VUCA menurut Mangasi Butarbutar adalah Volatile atau dinamika perubahan yang terus menerus dan semakin cepat terjadi, Uncertainty yaitu ketidakpastian, Complex atau rumit dan Ambiguous yaitu kondisi yang mendua dan membingungkan.

“Badai PHK melanda startup, banyaknya kantor cabang bank tutup, tugas teller di bank berubah dan bertambah, sejumlah jabatan di perusahaan hilang, sistem kerja berubah, dampak era metaverse, era digitalisasi semuanya membawa kondisi VUCA. Oleh sebab itu sejak dini siswa, mahasiswa atau generasi muda umumnya harus menyiapkan diri dengan mempersenjatai diri dengan teknologi terkini”,ujarnya.

Foto bersama staf Indosat Ooredoo Hutchison Medan dan para pemenang kuis

Ditanya soal besarnya biaya untuk mempersenjatai diri dengan menambah kompetensi teknologi digital misalnya, Mangasi Butarbutar mengatakan tidak mahal asal ada kemauan. Ia pun member menjelaskan banyaknya tempat belajar secara virtual ditawarkan di sosial media.“Belajar digital marketing, belajar membuat website, belajar bahasa Inggris, tips menjual foto di aplikasi, tutorial foto editing ada ditawarkan di sosial media dengan biaya murah. Ada yang Rp35.000, Rp50.000 hingga Rp100.000. Kalau mau berusaha, ada kemauan, pasti bisa”,tegasnya.

Ia menambahkan, ketika lapangan kerja makin sempit sementara jumlah tenaga kerja yang mencari lapangan kerja semakin banyak, maka dibutuhkan kompetensi yang berbeda
dan unik dari seseorang untuk memenangkan kompetisi memperoleh pekerjaan.

“Ketika semua nilai test kurang lebih sama, tapi seseorang memiliki kompetensi kemampuan berbahasa Inggris yang lebih baik dari lainnya, maka itu jadi pembeda dan merupakan nilai plus. Ketika semua nilai sama termasuk kemampuan berbahasa Inggris, maka kemampuan komunikasi akan jadi pembeda, atau kompetensi teknologi digital yang jadi pembeda, atau aspek prilaku yang saat ini semakin beragam testingnya dikembangkan perusahaan. Jangan terpaku pada istilah be your self seperti selama ini, tapi juga be somebody, jadilah seseorang yang berbeda, dalam arti positif”,jelasnya.

Mangasi Butarbutar meminta para siswa untuk tidak hanya mengandalkan ijazah. “Fungsi ijazah (hard skills) membuat kita sukses hanya 20%, sisanya 80% adalah soft skills. Softs skills ini beragam bentuknya, bisa berupa kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerja dalam tim, empati, kemampuan negosiasi, jujur, rendah hati. Ini mungkin tidak diperoleh semuanya di sekolah/kampus, jadi harus kita tambah sendiri, jangan pasrah dan menyerahkan nasib”,tuturnya.

Foto bersama guru dan siswa

Kepala Sekolah SMA Karya Utama Marindal, Anggiat Sahat Siringoringo SE, diwakili Pembantu Kepala Sekolah, Yusnizar SPd, menyambut gembira pelaksanaan seminar tersebut. Ia berharap lewat seminar tersebut para muridnya menyadari sejak dini kondisi yang ada, peluang dan tantangan yang bakal dihadapi, sehingga tahu kompetensi apa yang harus ditambah dan dimiliki sebagai senjata menghadapi kompetisi di lapangan.

Ketika rehat sebentar, IM3 Indosat Ooredoo Hutchison menggelar kuis dan memberikan hadiah kepada para pemenang. Mangasi Butarbutar juga memberikan souvenir yang dipersembahkan SHARP kepada sejumlah penanya, juga memberikan souvenir kepada beberapa siswa yang bisa menjawab pertanyaan narasumber.(RED/KMC)