# Tags
#Bisnis

Siti Nurbaya Tingkatkan ‘Senyum Ekonomi’ Warga KBA Cengkeh Turi

Berawal dari ketertarikannya membuat Smock Jepang untuk diri sendiri, yaitu tehnik menghias kain dengan cara mengerut yang dikerjakan pada kain supaya ada kegiatan di rumah, Tahun 1991 Siti Nurbaya  Sianturi, atau akrab dipanggil Siti mendapat penghargaan dari Gubernur Sumatera Utara (Sumut)  Raja Inal Siregar. Bahkan pada tahun 1992, Siti menerima penghargaan Upakarti dari Presiden Soeharto di Istana Negara, atas perannya mengembangkan UKM Kerajinan.

Karena filosofi hidupnya mirip butir pertama filosofi Catur Dharma Astra, yaitu “Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara”, Siti pun menerima tawaran berkolaborasi dengan Program Astra, yang ingin menjadikan Lingkungan VI Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara Kotamadya Binjai menjadi Kampung Berseri Astra (KBA). Cita-cita Astra sejak awal adalah untuk sejahtera bersama bangsa. Untuk meraih cita-cita ini, Astra terus mendorong adanya pertumbuhan Indonesia yang berkelanjutan dan berimbang baik dari segi ekonomi, sosial maupun lingkungan melalui Public Contribution Roadmap.

Meskipun filosofi Siti dan Astra “nyambung”, Siti tidak begitu saja menerima ajakan untuk berkolaborasi. Ketika Siti diminta jadi penggerak UKM Kerajinan, ia tidak ingin membebani kaum ibu di tempat tinggalnya dengan kucuran dana dari Astra, sebab menurutnya kucuran dana tersebut adalah utang. Siti Nurbaya lebih senang kalau Astra membantu dan melakukan pendampingan pada aspek pemasaran.

Siti Nurbaya Sianturi dengan karyanya bersama anggota binaan UKM Kerajinan KBA Cengkeh Turi

Itu sebabnya proses kolaborasi itu pun berjalan alot.Siti Nurbaya yang sudah menggerakkan UKM Kerajinan Smock Jepang di Kota Medan, awalnya ragu menerima tawaran dari fasilitator manajemen Astra. Keraguan itu terjadi akibat pesimistis Siti Nurbaya akan antusias kaum ibu di Kelurahan Cengkeh Turi, soalnya Siti Nurbaya belum begitu lama pindah dari Medan ke Lingkungan VI Kelurahan Cengkeh Turi tersebut.  Namun karena tekadnya ingin bermanfaat bagi orang banyak, akhirnya tawaran Astra pun diterimanya.

“Kalau Astra kasih dana, itu beban bagi saya dan kaum ibu di sini, itu utang bagi kami kan. Saya menilai jauh lebih baik kalau Astra membantu pemasaran hasil kerajinan kami, misalnya membantu pemasaran di lingkungan bisnis Astra Grup dan membantu keikutsertaan kami di berbagai pameran. Itulah kesepakatan kami, dan jadilah kerjasama itu”,tegasnya.

Dengan pendampingan yang dilakukan manajemen Astra, Siti Nurbaya berhasil menggerakkan UKM Kerajinan di Kelurahan Cengkeh Turi Binjai dengan membina 13 orang ibu rumah tangga. Mereka diajari dan dilatih membuat sejumlah kerajinan. Kemudian Astra memfasilitasi kelompok UKM KBA Cengkeh Turi tersebut mengikuti Jakarta Fair, Penang Fair dan Medan Fair.

“Tim UKM Kerajinan ini dilatih dan dibina di rumah saya. Begitu mereka sudah mampu, mereka mengambil bahan dari saya, lalu mereka kerjakan di rumah masing-masing. Setelah kerajinan itu rampung, mereka antar ke rumah saya untuk dijual, lalu mereka mendapatkan bagian penjualan kerajinan tersebut. Pekerjaan ini tidak mengganggu tugas mereka sebagai ibu rumah tangga, karena bisa dikerjakan di rumah masing-masing, dan UKM Kerajinan ini mampu menambah pendapatan keluarga”,ujarnya.

Jumlah anggota binaan UKM Kerajinan dari ibu rumah tangga yang ada di Lingkungan VI di KBA Cengkeh Turi pun terus bertambah. Penambahan anggota binaan UKM Kerajinan tersebut tidak terlepas dari peningkatan pendapatan keluarga, yang mampu menambah lebar senyum anggota binaan, mampu meningkatkan ‘senyum ekonomi’ warga. Penghasilan kaum ibu anggota binaan UKM Kerajinan tersebut mampu meningkatkan ekonomi keluarga, membantu suami memperkuat ekonomi keluarga meskipun bekerja dari rumah, sehingga tidak mengganggu fungsi mereka sebagai ibu rumah tangga.

Memilih jenis kerajinan bagi Siti Nurbaya untuk dilatih kepada UKM Kerajinan tersebut ternyata tidak asal-asalan, bukan karena ikut-ikutan, tapi selalu melihat trend di pasar dan  juga selalu memilih jenis kerajinan yang belum banyak dikerjakan orang lain. Karena Smock Jepang masih langka dan masih diminati pasar,  makanya Siti Nurbaya melatih Smock Jepang kepada anggota UKM Kerajinan KBA Cengkeh Turi di awal-awal KBA Cengkeh Turi dimulai.

Diawali dengan membuat Smock Jepang di bantal kursi, yaitu tehnik membuat kerutan dan bentuknya gelembung-gelembung atau cekungan-cekungan. Karena bentuknya yang demikian maka bahan yang digunakan hendaklah yang lunak serta tidak mudah kusut.

Gelembung atau cekungan terbentuk oleh beberapa bagian (sudut-sudut) tertentu yang dihubungkan dengan dimatikan, maka perlu pertolongan garis-garis pada bagian bahan, sehingga bahan yang dismock harus polos. Benang yang digunakan harus yang kuat dan sewarna dengan bahannya.

Disain smock Jepang berupa kotak-kotak selebar satu atau 2  cm yang langsung dibuat pada bagian buruk kain dengan pensil. Smock Jepang banyak digunakan untuk menghiasi pakaian, sarung bantal kursi, sprai, dekorasi pada kursi pengantin, tempat tisu dan lain-lain. Bahan yang akan dismock harus diperhitungkan kelipatannya baik panjang maupun lebar sesuai dengan motif smocknya.

Menyadari bahwa minat orang menurun dengan hasil kerajinan Smock,  Siti Nurbaya pun melatih kaum ibu di Kelurahan Cengkeh Turi ke kerajinan Akrilik, yaitu lembaran plastik yang menyerupai kaca yang biasa digunakan sebagai material pembuat furnitur atau bahan bangunan.

Hasil Kerajinan UKM KBA Cengkeh Turi

“Nggak seperti kaca, akrilik memiliki bobot yang sangat ringan dan ketahanannya juga kuat. Sifatnya yang lentur membuat Akrilik nggak gampang pecah dan mudah untuk dipotong ataupun dilubangi dengan bor. Biarpun begitu, Akrilik tetap sama jernihnya dengan kaca. Kejernihan inilah yang membuat pernik dekorasi yang terbuat dari Akrilik tampil stylish dan modern. Ketika kaum ibu di daerah Cengkeh Turi kita ajari, mereka sangat antusias, dan ternyata hasilnya pun diminati pasar”,tambah Siti Nurbaya.

Penasaran pernik dekorasi apa saja yang bisa dibuat bahan Akrilik? Ini dia beberapa kreasi dari bahan Akrilik yang dibuat di KBA Cengkeh Turi Binjai, yaitu Kalender Akrilik, Bingkai Foto Akrilik, Nampan dari Akrilik, Rak Tanaman Hias, Clipboard dari Akrilik, Gantungan Kunci dan Plakat Akrilik.

Siti Nurbaya ternyata tak berhenti hanya di Akrilik. Dia terus cari informasi kerajinan apa yang diminati konsumen, kerajinan apa yang berkembang, bertanya kepada teman-temannya di kawasan lain, mencari informasi dari internet. “Kita selalu mengikuti selera pasar, Smock model mawar ada 5 model Akrilik, kita bina kaum ibu anggota kita membuat kombinasi warna, kombinasi kesukaan orang seperti apa, lihat-lihat di internet, kita tidak langsung menjiplak ya, kita modifikasi”,tambahnya.

Menurutnya, model kolaborasi KBA ini sangat luar biasa. Setelah 5 tahun dibina Astra, kini UKM Kerajinan KBA Cengkeh Turi sudah mandiri, namun demikian hubungan dengan Astra tak putus begitu saja. Buktinya, beberapa bulan lalu UKM Kerajinan KBA Cengkeh Turi ini dapat pesanan dari Astra untuk membuat 10.000 masker senilai Rp1 miliar. Bahkan Astra masih memberikan bantuan sembako dari Nurani Astra ke Cengkeh Turi setelah Pandemi Covid-19, kemudian 1 ekor lembu untuk qurban di lingkungan 6 Cengkeh Turi.

Lalu apa dampak binaan Astra kepada UKM Kerajinan KBA Cengkeh Turi? Usaha kerajinan yang dikomandoi Siti Nurbaya ini sudah berkembang pesat. Kini usahanya berkembangdengan baik, dimana hasil kerajinan mereka tidak hanya di pasar domestik saja, sudah diekspor juga ke luar negeri. Saat ini hasil kerajinan mereka juga dipromosikan lewat sosial media, mereka sudah melek internet.

Atas capaian kinerja UKM Kerajinan KBA Cengkeh Turi tersebut , ibu rumah tangga dari kelurahan lain, kepala lingkungan, Lurah Cengkeh Turi, kelurahan lain hingga Camat Binjai Utara menetapkan UKM Kerajinan KBA Cengkeh Turi jadi Role Model di Kotamadya Binjai. (Oleh Mangasi Butarbutar)