# Tags
#Bisnis

Perry Warjiyo: Lima Langkah BI Pulihkan Ekonomi

KampusMedan – Jakarta, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menegaskan ada 5 langkah yang dilakukan Bank Indonesia dalam mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut

Adapun kelima langkah tersebut yakni memperkuat kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan mekanisme pasar dan fundamental ekonomi. Lalu melanjutkan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan pendalaman pada perkembangan komponen SBDK secara granular serta faktor yang memengaruhi.

“Sedangkan langkah yang ketiganya yakni memastikan kecukupan kebutuhan uang, distribusi uang, dan layanan kas dalam rangka menyambut bulan Ramadhan serta Hari Raya Idulfitri 2022. Mendorong kesiapan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) khususnya PJP first mover, dalam rangka implementasi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) guna mendukung interlink antara perbankan dan fintech. Serta langkah yang terakhir yakni memperkuat kebijakan internasional dengan memperluas kerjasama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya, fasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan bekerjasama dengan instansi terkait, serta bersama Kementerian Keuangan menyukseskan 6 agenda prioritas jalur keuangan Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022, “terang Perry Warjiyo, saat membacakan Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Maret 2022 secara live streaming, Kamis siang (17/03/2022).

Dalam kesempatan itu, Perry Warjiyo juga menyampaikan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Maret 2022 juga memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75% dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.

“Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang meningkat terutama terkait dengan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, “ungkap Perry Warjiyo mengakhiri penjelasannya.(RED/MBB)