# Tags
#Bisnis

Pendapatan Bersih Konsolidasi PT.Astra International Tbk Turun 4 Persen

KampusMedan – Jakarta, Pendapatan dan laba bersih grup Astra (“Grup”) pada kuartal pertama tahun 2021 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mengingat tahun lalu pandemi baru mulai memengaruhi ekonomi Indonesia dan kinerja bisnis secara substansial pada bulan Maret 2020. Walaupun kinerja usaha Grup perlahan membaik pada beberapa bulan terakhir,prospek kinerja tahun ini masih dibayangi oleh ketidakpastian akibat dampak dari pandemi yang masih berlanjut.

Demikian dikemukakan Djony Bunarto Tjondro selaku Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk, Rabu (21/4/2021). Ia menjelaskan, pendapatan bersih konsolidasian Grup pada kuartal pertama tahun 2021 sebesar Rp51,7 triliun, menurun 4% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu. Laba bersih mencapai Rp3,7 triliun, menurun 22% dibandingkan kuartal pertama tahun 2020, disebabkan kontribusi yang lebih rendah dari hampir semua segmen bisnis. Nilai aset bersih per saham pada 31 Maret 2021 sebesar Rp3.971, meningkat 3% dibandingkan posisi pada 31 Desember 2020.

Kas bersih (tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup) mencapai Rp15,9 triliun pada 31 Maret 2021, dibandingkan Rp7,3 triliun pada akhir tahun 2020. Arus kas yang lebih tinggi pada kuartal pertama tahun 2021 disebabkan oleh kinerja bisnis yang membaik, serta belanja modal dan modal kerja yang lebih rendah. Jika volume bisnis terus membaik hingga akhir tahun, belanja modal dan modal kerja kemungkinan akan meningkat. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup meningkat dari Rp39,2 triliun pada akhir tahun 2020 menjadi Rp40,3 triliun pada 31 Maret 2021.

Otomotif
Laba bersih divisi otomotif Grup menurun 26% menjadi Rp1,4 triliun, yang mencerminkan penurunan volume penjualan.
• Penjualan mobil nasional menurun 21% menjadi 187.000 unit pada kuartal pertama tahun 2021 (sumber: Gaikindo).
• Penjualan sepeda motor secara nasional menurun 18% menjadi 1.294.000 unit pada kuartal pertama tahun 2021
• Bisnis komponen otomotif Grup dengan kepemilikan 80%, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 43% menjadi Rp164 miliar

Jasa Keuangan
Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup menurun 30% menjadi Rp985 miliar pada kuartal pertama tahun 2021 dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2020, terutama disebabkan oleh (i) peningkatan provisi guna menutupi kredit bermasalah yang meningkat pada periode tersebut dan (ii) penurunan portofolio pembiayaan pada bisnis pembiayaan konsumen. Berikut adalah ikhtisarnya:
• Nilai pembiayaan baru pada bisnis pembiayaan konsumen Grup menurun 18% menjadi Rp19,3 triliun.
• Total pembiayaan baru yang disalurkan oleh unit usaha Grup yang fokus pada pembiayaan alat berat turun sebesar 1% menjadi Rp1,4 triliun.
• PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra), perusahaan asuransi umum Grup, mencatat peningkatan laba bersih sebesar 19% menjadi Rp312 miliar, terutama disebabkan meningkatnya hasil investasi.

Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi
Laba bersih Grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi meningkat 3% menjadi Rp1,1 triliun. Berikut adalah ikhtisarnya:
• PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 2% menjadi Rp1,9 triliun.
• Penjualan alat berat Komatsu meningkat 12% menjadi 688 unit
• Bisnis kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mencatat penurunan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 10% menjadi 191 juta bank cubic metres dan penurunan produksi batu bara sebesar 4% menjadi 27 juta ton.
• Anak perusahaan UT di bidang pertambangan melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 17% menjadi 3,7 juta ton, termasuk penjualan 849.000 ton coking coal.
• PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95% sahamnya dimiliki UT, melaporkan peningkatan penjualan emas sebesar 1% menjadi 95.000 ons dan diuntungkan oleh harga emas yang lebih tinggi.
• Perusahaan kontraktor umum yang 64,8% sahamnya dimiliki UT, PT Acset Indonusa Tbk (ACSET), melaporkan rugi bersih sebesar Rp80 miliar.

Agribisnis
Laba bersih dari divisi agribisnis Grup menurun 56% menjadi Rp129 miliar, terutama disebabkan penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya yang lebih rendah serta adanya kenaikan pungutan ekspor dan pajak ekspor kelapa sawit yang signifikan. Berikut adalah ikhtisarnya:
• PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) yang 79,7% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 56% menjadi Rp162 miliar.
• Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya menurun sebesar 7% menjadi 454.000 ton.
• Harga minyak kelapa sawit meningkat 8% menjadi Rp9.764/kg.

Infrastruktur dan Logistik
Meskipun pendapatan jalan tol meningkat, divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 42% menjadi Rp42 miliar, yang disebabkan oleh recovery one-off biaya transaksi yang terjadi pada kuartal pertama 2020. Berikut adalah ikhtisarnya:
• Astra mempunyai kepemilikan saham di hampir 358km ruas jalan tol yang telah beroperasi sepanjang jaringan jalan tol Trans-Jawa dan tol Lingkar Luar Jakarta.
• Konsesi jalan tol Grup mengalami kenaikan pendapatan jalan tol sebesar 8%.
• Laba bersih PT Serasi Autoraya (SERA) meningkat 12% menjadi Rp38 miliar.

Teknologi Informasi
Laba bersih dari divisi teknologi informasi Grup menurun 50% menjadi Rp1 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari bisnis solusi dokumen dan layanan perkantoran PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan.

Properti
Divisi properti Grup melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 23% menjadi Rp49 miliar, terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi dan biaya operasional yang lebih rendah di Menara Astra.(REL/MBB)