# Tags
#Medan

“Jangan Hanya Sayang Saat Hari Ibu”

Walaupun tanggalnya bervariasi setiap tahun, Hari Ibu Sedunia sebagian besar dirayakan pada Minggu kedua bulan Mei setiap tahun. Seperti namanya, Hari Ibu adalah perayaan ibu keluarga, atas kontribusinya yang tiada henti terhadap pertumbuhan dan kesejahteraan anak-anaknya.

Walaupun memang satu hari benar-benar tidak cukup untuk membayar jasanya dan menghormati para ibu, hari itu mendorong orang untuk mengekspresikan rasa cinta di momen yang lebih spesial.

Dalam semangat dan keinginan untuk merdeka, Kongres Perempuan Pertama dilangsungkan pada 22-26 Desember tahun 1928. Kongres yang dihadiri oleh 30 perwakilan organisasi perempuan itu dilaksanakan tepat dua bulan setelah Kongres Pemuda Kedua. Bertempat di pendopo Dalem Djajadipoeran, Yogyakarta, inisiatif pelaksanaan kongres berasal dari 3 orang wanita yaitu Nyonya Soekonto dari Wanita Oetomo, Nyi Hadjar Dewantara dari Taman Siswa dan Nona Soejatin dari Poetri Indonesia.

Kongres pertama tidak membicarakan tentang politik, tetapi berfokus pada permasalahan pendidikan dan perkawinan. Acara tersebut menghasilkan tiga tuntutan terhadap pemerintah kolonial, satu organisasi payung bernama Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) dan seruan 22 Desember akan diperingati sebagai Hari Ibu nasional.

Tiga tuntutan yang dihasilkan dalam Kongres untuk pemerintah kolonial yaitu jumlah sekolah untuk perempuan harus ditingkatkan, perlu penjelasan resmi tentang arti taklik (janji perkawinan) yang diberikan kepada calon mempelai perempuan pada saat akad nikah, perlu dibuat peraturan yang menolong para janda serta anak yatim piatu dan pegawai sipil.

Itulah sejarahnya mengapa peringatan Hari Ibu jatuh pada tanggal 22 Desember. Perayaan tahunan tersebut tidak hanya ditujukan untuk menghargai jasa perempuan sebagai ibu, tetapi juga jasa perempuan secara menyeluruh. Redaksi KampusMedan.com mencoba merangkum tanggapan sejumlah pihak dari lintas generasi dan lintas profesi tentang Hari Ibu 2021.

Koeswarty Koeasman – Ibu Rumah Tangga

Koeswarty Koeasman

Pada usia 64 tahun lebih, Koeswarty Koeasman selaku ibu rumah tangga, mengimbau kaum ibu saat ini harus bisa menjadi guru bagi anak-anaknya dan tauladan, dan yang penting mencontohkan ahlak yang baik, karena di zaman sekarang semakin berkurang orang-orang yang memiliki akhlak dan budaya yang baik.

“Anak-harus menganggap ibu sebagai teman, tempat curhat dan tempat bertanya segala hal, agar mereka jangan curhat kepada orang lain yang belum tentu memberi masukan yang baik buat anak kita. Ada seorang ibu awalnya baik kepada seorang gadis karena ada maunya, seolah menjadi tempat curhat terbaik. Begitu sudah terjebak, si-anak gadis tadi diperalat menjadi sumber pemasukan uang, dijual kepada orang-orang jahat. Maka sesibuk apa pun seorang ibu yang sekaligus wanita karir misalnya, harus bisa menjadi sahabat dan tempat curhat anak-anaknya, supaya anak kita tidak mencari tempat curhat di luar sana”,ujarnya.

 

Dr.Lusiah SE MM – Dosen Universitas IBBI

Dr.Lusiah SE.MM

Menurut saya hari ibu sama seperti hari-hari biasanya, karena setiap hari adalah hari ibu. Hari ibu merupakan salah satu momen terbaik bagi kita untuk menunjukkan rasa terimakasih kita kepada ibu yang selalu mencurahkan kasih sayang yang begitu luar biasa.
Saya berharap kita tidak hanya mengingat ibu setiap tanggal 22 Desember saja, karena tidak adil rasanya dengan begitu banyak hal yang telah ibu berikan, namun kita hanya mengingatnya di satu hari saja. Jadikanlah setiap hari menjadi hari ibu.

Dimasa pandemi ini, ibu menjadi guru kuadrat, selain sebagai guru untuk mendidik anak-anaknya, sekarang dibebankan menjadi ‘guru’ untuk pelajaran anak-anaknya dari sekolah karena sekolah daring.

 

dr.Linda Chiuman.MKM – Dokter RSU Royal Prima

dr.linda Chiuman.MKM

Ibu adalah seorang pejuang dan seorang super hero! Seorang wanita tidak akan bisa merasakan bagaimana kuatnya seorang ibu jika dia belum menjadi seorang ibu. Seorang ibu bisa menggantikan sosok seorang ayah, namun tidak berlaku sebaliknya. Seorang ibu rela melakukan apapun demi anak-anaknya.

Oleh karena itu, seorang anak wajibnya taat dan berbakti kepada ibu. Rela berkorban demi ibu, mampu memberikan prioritas kepada ibu kita, meski sudah berkelurga, ingatlah tanpa ibu kita bukanlah apa apa dan tidak akan menjadi hari ini. Kalau perjuangan ibu masa kini, yah menghadapi anak-anak di sekolah online di masa pandemi

 

Livia – Mahasiswi FE-UNPRI

Livia

Saya ini anak yatim. Sesudah ibu bcrcerai, ia datang kembali ke desa tempatnya lahir hanya berdua dengan saya, mulai merintis usaha, toko yang menjual segala hal.

Lima tahun penuh perjuangan tanpa menghasilkan apapun, enggan orang membeli dari ibu saya.Karena itu ia banting setir menjadi penjahit baju, dari hasil jahitannya inilah yang membesarkan saya selama 5 tahun.

Namun, setelah 5 tahun berikutnya, toko kami berangsur baik hingga cukup terkenal sampai sekarang, jahitannya juga sangat diminati banyak orang.

Tapi jujur tidak pernah sekalipun ia berkata capek, atau sudah enggan bekerja. Ia terus berucap “aku akan mencari uang lebih banyak, ada hal yang ingin kulakukan”.Silahkan pembaca sendiri yang menilai, bagaimana cara ibu saya berjuang demi kami berdua. Ibuku Pahlawanku.

 

Michell – Siswi SMA PrimeOne School

Michell

Perjuangan seorang ibu tiada hentinya. Mulai dari mengandung 9 bulan, sampai melahirkan dan membesarkan, itu semua bukan proses yang mudah dilewati. Sosok seorang ibu yang tanpa pamrih selalu menyayangi dan melakukan yang terbaik untuk anak-anak nya, agar mereka selalu bahagia dan merasakan kehangatan kasih sayang.

Semua ibu di dunia pasti memiliki ekspektasi dan standar yang berbeda pada hal yang membuat mereka bahagia. Sebagai anak, itu merupakan tugas kita untuk memahami perasaan ibu kita sendiri, dan membahagiakan mereka dengan cara kita sendiri. Mulai lah dari hal yang paling sederhana, seperti mendengarkan mereka dan menghargai usaha mereka.

Cukupkah memberi perhatian kasih sayang terhadap ibu hanya pada peringatan hari ibu? Tentu saja tidak. Peringatan hari ibu adalah hari yang spesial untuk semua sosok ibu di dunia. Itu merupakan hari dimana kita mengucapkan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada ibu kita. Tetapi, apa yang kita lakukan dan berikan dalam kehidupan sehari-hari jauh lebih penting dan bermakna. Sosok seorang ibu selalu kuat, tapi jangan lupa, mereka juga manusia yang membutuhkan cinta dan kasih sayang dari anak anak nya.

Freesia – Swiswi SMA PrimeOne School

Freesia

Sudah pasti, perjuangan seorang ibu tidaklah mudah. Ibu selalu berusaha untuk menjadi panutan terbaik bagi anaknya. Tak pernah kenal lelah untuk merawat dan membesarkan anaknya. Ibu akan selalu mementingkan anaknya dan memberikan dia masa depan yang cerah. Mereka rela berkorban demi anak-anak mereka.

Sikap yang patut dijalankan oleh seorang anak terhadap ibunya adalah mencintai dan selalu menghormati mereka. Kita harus bersyukur atas semua yang telah mereka lakukan demi kita. Kita harus menghargai jasa mereka dengan merawat dan menjaga mereka hingga akhir hayat.

Menyanyangi ibu hanya di Hari Ibu? Tentu saja tidak, hari ibu hanyalah sebuah peringatan untuk jasa-jasa dan perjuangan seorang ibu. Tapi yang paling penting ialah kasih sayang yang ditunjukkan setiap hari melalui kata-kata dan tindakan kita.

Fauzan – Siswa SMP Global Prima

Fauzan

Kalau dari saya, perjuangan seorang ibu sangatlah berat. Menahan selama 9 bulan saat mengandung dan harus menahan rasa sakit. Sikap kita sebagai anak terhadap ibu harus menghormatinya walau kita tahu ibu terkadang membuat kita kesal, ketahui lah ibu sangatlah menyayangi kita.

Cara menghargai penrjuangan seorang ibu adalah dengan membahagiakan mereka, menyayangi mereka, dan tanya apa yang membuat mereka bahagia dan berusaha sekuat mungkin untuk menghargai ibu.