# Tags
#Bisnis

Gubernur BI: G20 Fokus Kembangkan SFI Hadapi Berbagai Tantangan

KampusMedan – Jakarta, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo membuka seminar “Scaling up the Utilization of Sustainable Financial Instruments”, Jumat (18/2/2022), yang menyorot isu pengembangan keuangan berkelanjutan, sebagai salah satu dari enam agenda prioritas di jalur keuangan Presidensi G20 Indonesia 2022.

Dalam sesi Leader’s Insight, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, Sustainable Finance Working Group G20 telah saling bekerjasama dengan fokus pengembangan Sustainable Finance Instrument (SFI), termasuk mengatasi berbagai tantangan penerapannya, untuk mendukung ekonomi hijau dan berkelanjutan.“Kolaborasi bersama antara Pemerintah dan Otoritas dipandang penting terus ditingkatkan, untuk membangun ekosistem guna menjaga kontinuitas SFI di pasar dalam jangka panjang,” katanya.

Misalnya Perry Warjiyo menilai sektor publik dan swasta masih sulit mengadopsi dan mengakses instrumen keuangan berkelanjutan, sehingga hal tersebut menjadi tantangan tersendiri.Padahal, perkembangan instrumen keuangan berkelanjutan sejak 2007 menunjukkan tren yang menggembirakan, tak hanya secara volume, tetapi dalam berbagai jenis instrumennya.

“Kami memiliki instrumen keuangan pasar modal, seperti obligasi hijau, berkelanjutan, terkait keberlanjutan, dan sosial, serta pasar pinjaman instrumen seperti pinjaman hijau dan pinjaman berkelanjutan,” ucap Perry dalam Side Event Presidensi G20 Indonesia di Jakarta, Jumat, 18 Februari 2022.

Ia pun menyadari beberapa lembaga keuangan global mulai memanfaatkan instrumen pasar uang hijau, seperti repo hijau atau berkelanjutan, surat komersial hijau atau berkelanjutan, dan derivatif hijau atau terkait environmental, social & governance (ESG).

Perry Warjiyo juga memaparkan 3 strategi untuk meningkatkan SFI. Pertama, pentingnya mengembangkan instrumen keuangan dan investasi hijau, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.“Hal ini dapat menjadi sumber pertumbuhan baru, perluasan tenaga kerja dan mendukung pencapaian Paris Agreement 2030. Kedua, pentingnya membangun ekosistem instrumen keuangan berkelanjutan,” ujarnya.

Hal ini dapat diwujudkan dengan dukungan semua pihak terkait melalui kebijakan insentif maupun disinsentif, membangun infrastruktur yang resilien, termasuk elemen penting lainnya seperti taksonomi hijau, jasa verifikasi, lembaga sertifikasi hijau, dan penyedia ratings hijau.

BI bersama pemerintah akan turut mengambil peran dalam pengembangan ekosistem hijau di Indonesia melalui kebijakan dan dukungan instrumen pasar uang hijau, pembiayaan hijau dan inklusif untuk UMKM serta ekonomi dan keuangan syariah yang berkelanjutan.

Ketiga, program pembangunan kapasitas dan bantuan teknis berkelanjutan menjadi hal penting dalam meningkatkan pemahaman dan keahlian seluruh pihak.Keberhasilan pengembangan SFI akan ditentukan oleh ketangguhan kolaborasi, kebersamaan, dan saling mendukung antar seluruh pemangku kepentingan.(RED/MBB)