# Tags
#Bisnis

Fapdes Dorong Inovasi Motif dan Digital Marketing Tenun Songket Batubara 

KampusMedan – Batubara, Tim Forum Akademisi dan Praktisi Desa (FAPDes) memberikan pendampingan kepada UMKM Tenun Songket Batubara, yang beberapa waktu lalu menjadi Pemenang II Lomba Kreasi Foto Gebyar Produk dan Jasa Unggulan Desa 2022 yang digelar FAPDes.

Setelah menyaksikan langsung produk yang dihasilkan An-Nur Sonket yang dipimpin Nurhayati di Desa Barung-Barung, Kabupaten Batubara Sumut ini, pendampingan berfokus pada inovasi motif, kualitas bahan tenun dan digital marketing.

Anggota Tim DAPDes, Diah Lukitoningsih SE, yang juga sebagai fashion designer, memberikan saran kepada pengusaha tenun songket untuk berinovasi dengan bahan katun, agar produk tenun songket dapat lebih banyak diminati dan dipakai oleh masyarakat luas, karena bahan katun lebih nyaman digunakan.

Selain itu, permasalahan pemasaraan produk tenun songket juga dibahas, dan solusi yang dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama antara pengusaha dengan komunitas fashion designer dan komunitas wedding organizer, karena kedua komunitas ini merupakan pangsa pasar potensial untuk produk tenun songket.

Tim Pendamping dari FAPDes yang terdiri dari Dr. Rini Indahwati, Dr. Ahmad Fauzi, Diah Lukitoningsih SE dan Wahyudi ST, tiba pukul 10.00 WIB di Workshop Tenun Batubara Desa, Jl. Sutan Syahrir, Dusun V Bunga Cina, Desa Barung-Barung, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara.

Dari sisi digital marketing, permasalahan yang didiskusikan adalah sosial media pengusaha belum fokus untuk menonjolkan produk yang dijual. Media sosial juga masih menggunakan nama pribadi pengusaha yang memberi kesan kurang professional. Kualitas gambar dan teknik pengambilan gambar untuk di-upload di media sosial juga belum begitu baik.

Dr. Rini Indahwati, Dr.Ahmad Fauzi, Wahyudi ST, Diah Lukitoningsih SE, dan petani cabai Lubuk Ciuk Foto bersama

Untuk itu, Tim FAPDes yang memiliki latar belakang ilmu digital marketing¸ Wahyudi ST, akan membantu untuk pembuatan Instagram produk khusus untuk promosi dan pembuatan video company profile.

Setelah menyelesaikan pendampingan di Tenun An Nur, Tim bergerak ke pengusaha Kue Dangai, oleh-oleh khas Batubara. Kue Dangai adalah kue khas Batubara (Melayu) yang terbuat dari tepung ketan, kelapa dan gula pasir. Ketiga bahan ini dicampur dan kemudian dicetak dan selanjutnya dilakukan proses pemanggangan.

Kue Dangai ini memiliki berbagai varian rasa yaitu original, coklat bahkan beragam topping seperti strawberry, tiramisu, coklat dan lain sebagainya. Semoga produksi Kue Dangai bisa melestarikan budaya Melayu di Batubara, sekaligus menggerakkan perekonomian masyarakat di desa.

Tujuan pendampingan selanjutnya adalah Desa Lubuk Cuik, sentra pertanian cabai di Kabupaten Batubara. Lubuk Cuik merupakan Lumbung Cabai Kabupaten Batubara. Tim turun ke kebun cabai untuk melihat langsung kondisi tanaman cabai yang sedang dipanen petani.

Dr. Rini Indahwati dan Diah Lukitoningsih SE di Rumah Kemasan Batubara

Tim juga mengunjungi bangunan penyimpan cabai yang telah dilengkapi dengan teknologi D’Ozone. Teknologi D’Ozone ini membantu penyimpanan cabai sampai dengan 3 (tiga) bulan ke depan. Sehingga. Ketika harga cabai sedang turun, petani dapat menyimpan sementara cabainya dan menjualnya ketika harga cabai sudah stabil. Tim juga berbincang-bincang dengan pemuda penggerak kemajuan komoditas cabai di Lubuk Cuik.

Setelah dari Lubuk Cuik, Tim bergerak menuju Rumah Kemasan Batubara. Rumah Kemasan ini didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Batubara untuk membantu UMKM dalam mengemas produk-produknya. Produk UMKM terkadang sulit bersaing dikarenakan kemasan yang kurang menarik, sehingga permasalahan ini dicarikan solusinya oleh Pemerintah Kabupaten Batubara melalui Dinas Koperasi & UMKM.

Rumah Kemasan memiliki etalase yang memajang produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM di Kabupaten Batubara. Desain dan kulitas kemasan sudah bagus hanya perlu ditingkatkan menjadi bentuk kemasan clip on untuk memudahkan konsumen.(RED/MKM)