# Tags
#Kampus

Cara Mahasiswi Medan Memaknai Perjuangan Kartini

Perjuangan Kartini tentu bukan hanya ditujukan kepada wanita sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir, tetapi untuk semua lapisan wanita, tidak terkecuali mahasiswi masa kini sebagai generasi milenial. Kampusmedan berhasil meminta tanggapan sejumlah mahasiswi dari beragam kampus.Mari kita simak apa kata mereka.

Maria Angellica
Mahasiswi Akuntansi Fakultas Ekonomi UMI Medan

Mahasiswi, tentu saja memiliki banyak kesempatan untuk menjelajahi dunia luar dalam berbagai aspek. Kreativitas dan cara berpikir yang kritis tentu saja dapat mendorong mahasiswa dalam memperjuangkan nilai, hak serta kesempatan dalam kehidupan sosial, politik dan budaya. Terlebih dengan bantuan IPTEK yang semakin berkembang dapat membantu para mahasiswi untuk memperjuangkan nilai-nilai tersebut.

Maria Angellica

Pada masa kini tanggung jawab seorang perempuan tidak hanya sampai di dapur saja, tanggung jawab yang tak kalah penting yang harus dipegang seorang perempuan ialah pendidikan. Pendidikan yang diemban seorang perempuan akan menaikkan nilai, memperluas pola pikir, serta memberikan peluang bagi perempuan untuk berjuang dalam kehidupan bermasyarakat.

Mahasiswi sebagai perempuan-perempuan yang berpendidikan mencerminkan sosok Kartini masa sekarang, yang sedang berjuang untuk mendapatkan keadilan ditengah kehidupan bermasyarakat. Saya yakin bahwa seluruh mahasiswi di Indonesia sangat membara semangatnya dalam memajukan Indonesia serta memperjuangkan segala hak dan nilai seorang perempuan. Oleh sebab itu, kita sebagai mahasiswi tidak boleh lemah, harus kuat dan mau berpikir luas untuk dapat membanggakan bangsa dan memperjuangkan nilai diri. Tetaplah bersinar para Kartini yang sedang berjuang, angkat dagumu dan tersenyumlah kepada dunia! Selamat Hari Kartini.

Cut Adetya Polem
Mahasiswi Prodi Perbankan Politeknik Negeri Medan

Cut Adetya Polem

Menurut saya, untuk menjadi kartini jaman now adalah dengan menjadi lebih tegas, berani, mandiri, dan nggak takut apa pun. Sekarang, perempuan sudah bisa menentukan pilihannya sendiri, tidak ada batasan untuk memiliki mimpi dan cita-cita. Bukan zamannya lagi untuk takut menghadapi dunia, jadilah lebih berani dan percaya diri untuk mengemukakan pendapat yang ingin disampaikan, tingkatkan prestasi, dan jadilah perempuan yang berkualitas dan memiliki kemampuan.

Mei Lina Panjaitan
Mahasiswi Manajemen Fakultas Ekonomi UNPRI Medan

Menurut pendapat saya mahasiswi era milineal sekarang dalam memaknai perjuangan kartini yang dikenal dengan istilah emansipasi wanita adalah berkembang dari waktu ke waktu. Dengan tidak bergantung kepada siapapun dan belajar untuk lebih mandiri. Dalam perkuliahan hal mudah yang dapat kita temui mengenai contoh dari emansipasi tersebut adalah dengan berani tampil didepan, menjadi anggota sebuah organisasi atau bahkan menjadi ketua dalam organisasi tersebut. Berani dalam mengemukakan pendapat dan berfikir kreatif. Mahasiswi era milenial saat ini sudah tampil sebagai pemikir, penganalisa dan pengambil keputusan. Kartini di zaman ini bukan hanya sebagai pengikut saja, lebih dari itu mampu memimpin pria.

Mei Lina Panjaitan

Tak luput dari banyaknya mahasiswi yang masih belum memahami makna dari kartini, apalagi di era millenial sekarang. Banyak wanita-wanita yang masih mampu melakukan hal yang senonoh dan melanggar tradisi, bukan yang seperti kita ketahui dari istilah emansipasi tersebut. Kemajuan teknologi yang bukan hanya mendatangkan dampak positif juga dapat mengakibatkan dampak negatif.Di era millenial sekarang dengan banyaknya aplikasi digital dengan mengikuti aplikasi-aplikasi yang sebenarnya cukup memberikan profit bagi pengguna. Banyak wanita yang melaksanakannya melenceng, yang tidak patut untuk di contoh hanya demi konten dan followers. Contohnya wanita-wanita yang mengikuti tren seperti joget-joget yang tak sepantasnya dipertontonkan didepan umum dan melanggar etika yang dapat menjatuhkan harga diri seorang wanita. Kurangnya pemahaman atas kemajuan teknologi tersebut yang sebenarnya dapat digunakan untuk memaksimalkan potensi yang ada di diri mahasiswa untuk mengasah skill yang dimiliki agar nantinya mampu bersaing hingga kanca nasional ataupun internasional.

Untuk lebih menghargai perjuangan ibu Kartini dalam menaikan derajat wanita, peran kita sebagai mahasiswa adalah dengan tetap menjaga etika, mampu berfikir logis dan kreatif serta kritis terhadap informasi atau perubahan yang terjadi. Pemikiran yang dibarengi oleh tindakan kritis inilah yang dapat dikatakan inti dari emansipasi wanita itu sendiri. Memperbanyak bacaan, dan bersosialisasi dengan banyak orang menjadi jalan bagi pemikiran yang maju dan terbuka.

Febiani Putri Simanjuntak
Mahasiswi Fakultas Ekonomi Manajemen UMI Medan

Febiani Putri Simanjuntak

Mahasiswi menjadi Kartini zaman now harus memiliki keteguhan untuk menggapai impian, menjadi sosok perempuan yang memiliki keteguhan di setiap bidang yang digelutinya, dan terus memperjuangkan dan mewujudkan impiannya.

Veronika Leticia
Mahasiswi STIE Eka Prasetya Medan

Veronika Leticia

Habis Gelap Terbitlah Terang, sebuah pepatah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pepatah ini sangat sesuai ketika kita sedang berjuang menghadapi masa pandemic COVID – 19 saat ini. Mungkin saat ini kita down karena harus di rumah saja. Namun hal itu tidak menjadi penghalang bagi kita sebagai perempuan milenial untuk tetap berkarya dan mengasah kreativitas walau hanya di rumah. Majulah terus perempuan Indonesia, karena kita adalah Kartini muda harapan bangsa. Selamat hari Ibu Kartini 2021

Khobita Arateisya
Mahasiswi Akuntansi FISH Universitas IBBI Medan

Sebagai mahasiswi, saya pribadi ingin memaknai perjuangan kartini sebagai pendorong bagi mahasiswi untuk memiliki kesetaraan keaktifan dalam hal pendidikan, dan dalam berkarir. Dimana walau sudah tidak terlalu sering terjadi di Indonesia masih banyak orang-orang yang mengutamakan gender. Seperti contoh pada universitas kebanyakan dari ketua BEM berasal dari mahasiswa. Disini saya ingin apabila di sebuah kampus tersebut terdapat mahasiswi yang mampu dan berprestasi dan terpilih menjadi ketu BEM itu tidak perlu dipermasalahkan.

Khobita Arateisya

Sama juga sepeti pada perusahaan, kebanyakan orang-orang beranggapan bahwa manajer harus pria. Namun apabila seorang karyawan wanita di perusahaan itu mampu menjadi manajer kenapa tidak?. Melalui perjuangan R.A kartini saya juga ingin orang-orang mengubah pemikirannya bahwa wanita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Cukup tamat SMA saja sudah bagus dan yang harus sekolah tinggi dan sukses hanya pria. Karna jika seluruh wanita diberlakukan seperti itu, sama saja seperti wanita tidak dihargai dan dalam kata lain selalu dianggap lebih rendah derajatnya. Jadi pada intinya saya sebagai mahasiswi dan sebagai wanita ingin memiliki kesetaraan dalam hal pendidikan dan karir, serta tidak selalu dipandang rendah hanya karna saya seorang wanita.

Adinda Febry
Mahasiswi FKIP UNPRI Medan

Sosok Raden Ajeng Kartini menjadi salah satu pejuang emansipasi perempuan agar dapat memperjuangkan hak untuk mendapatkan pendidikan yang setinggi-tingginya dan diberi kesempatan yang sama serta tidak direndahkan derajatnya. Bahkan sebelum itu, banyak juga perempuan-perempuan telah berpikiran tentang kesetaraan perempuan dan laki-laki terutama dalam hak pendidikan. Wujud dari emansipasi perempuan dapat berupa menebar kebaikan bagi masyarakat luas dan menghargai apa yang dimiliki sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan.

Adinda Febry

Perempuan dapat maju dan berkembang tanpa menghilangkan jati dirinya dengan memahami peran dan posisinya di masyarakat. Dalam memaknai Hari Kartini di era 4.0, seorang mahasiswa yang dikatakan sebagai agent of change dan agent of control yang dalam masa perkuliahannya dituntut untuk lebih produktif, mengusung perubahan yang lebih baik dengan segala kondisi yang terjadi dalam lingkungan masyarakat, berani berekspresi dalam mengemukakan pendapat, mampu berkarya dan mempunyai kreativitas yang tinggi untuk bersaing dalam kancah publik dan domestik, memiliki kesempatan yang sama untuk menentukan pilihan, bijak dalam penggunaan media sosial, meningkatkan prestasi dan keterampilan, selalu menyalurkan semangat dengan kegiatan yang bermanfaat, rasa peduli dan kasih sayang yang diberikan pada sesama serta saling mendukung antar perempuan, menjadi sosok perempuan yang berani dan mandiri serta berpedoman pada semangat juang Ibu Kartini agar dapat memperjuangkan harkat dan martabat perempuan.