# Tags
#Bisnis

BI: Ekonomi Indonesia 2022 Tumbuh 5,5%

KampusMedan – Medan, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang digelar di Jakarta, 19 dan 20 Januari 2022, baik dari sisi ekonomi global maupun ekonomi domestik.

Perry Warjiyo mengatakan, BI memperkirakan ekonomi Indonesia tahun 2022 akan tumbuh pada kisaran 4,7% hingga 5,5%. Hal ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan pada kisaran 3,21% hingga 4%.

“Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 yang diperkirakan pada kisaran 4,7% hingga 5,5% tersebut sejalan dengan akselerasi konsumsi swasta dan investasi di tengah terjaganya belanja fiskal dan tetap kuatnya kinerja ekspor, meskipun risiko penyebaran kasus Covid-19 harus tetap diwaspadai, mobilitas masyarakat yang terus meningkat sejalan dengan akselerasi vaksinasi, pembukaan ekonomi yang semakin luas dan stimulus kebijakan yang terus berlanjut”,tegasnya.

Menurutnya aliran modal investasi portofolio yang masuk dan aliran dana keluar mengalami net inflow sebesar 0,2 miliar Dolar AS hingga tanggal 18 Januari 2022 , posisi cadangan devisa hingga Desember 2021 tetap tinggi mencapai 144,9 miliar Dolar AS, setara dengan pembiayaan 8 bulan impor, berada diatas standar internasional yaitu 3 bulan impor.

Sementara itu, inflasi 2021 menurutnya tetap rendah dan mendukung stabilitas perekonomian yang tetap terjaga yaitu pada kisaran 1,87% yoy, berada dibawah sasaran inflasi 3% plus minus 1% . Inflasi pada tahun 2022 diperkirakan akan tetap terkendali dan berada di kisaran 3% plus minus 1%, sejalan dengan masih memadainya penawaran agregat dalam memenuhi peningkatan permintaan agregat. “BI tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan menjaga koordinasi dengan pemerintah melalui TPID, baik di pusat maupun di daerah”,ujarnya.

Menyadari stabilitas ekonomi yang tetap terjaga tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan BI 7-day (Reverse) Repo Rate pada level 3,5%, suku bunga deposit facility 2,75% dan suku bunga landing facility 4,2%. Pertumbuhan kredit tahun 2022 diperkirakan mencapai 6% hingga 8%, DPK diperkirakan akan meningkat 7% hingga 9% dan akan tetap melanjutkan kebijakan digitalisasi.

Dari sisi eksternal, BI memperkirakan pemulihan ekonomi global akan terus berlanjut ditengah kasus pandemi omicron dan tekanan inflasi yang tinggi dan percepatan mormalisasi kebijakan moneter di beberapa bank central.

Menurutnya, perbaikan ekonomi akan lebih seimbang, baik dilakukan Amerika Serikat, Jepang, China, Eropa dan India, dikonfirmasi oleh kinerja sejumlah indikator pada akhir Desember 2021, antara lain purchasing manager index yang meningkat, penjualan ritel yang tetap tinggi dan keyakinan konsumen yang tetap kuat.

“BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tetap berlanjut pada angka 4,4% pada tahun 2022. Volume perdagangan dan harga komoditas dunia masih meningkat, sehingga menopang ekonomi Negara berkembang termasuk Indonesia. Ketidakpastian pasar uang global tetap berlanjut, sejalan dengan percepatan kebijakan normal;isasi The FED, sebagai respon terhadap tekanan inflasi yang meningkat di Amerika Serikat, sejalan dengan gangguan rantai pasokan dan peningkatan penyebaran omicron”,pungkasnya.(RED/MBB)