# Tags
#Bisnis

BI akan Turunkan Likuiditas Perbankan Secara Bertahap

KampusMedan – Medan, Dalam merespon normalisasi proses kebijakan ekonomi Negara maju, Bank Indonesia secara bertahap akan menurunkan likuiditas perbankan, dengan cara menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) pada bulan Maret, Juni dan September 2022.

Demikian dikemukakan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Kamis (17/2/2022), sebagai pengantar Seminar on Strategic Issues in G20: Exit Strategy & Scarring Effect. Menurut Perry Warjiyo, penurunan likuiditas perbankan tersebut dilakukan setelah memastikan perbankan mampu menyalurkan kredit dan mampu membeli SBN.Pihaknya juga akan mempertahankan BI rate pada level 3,5% sambil menunggu tanda-tanda kenaikan inflasi secara fundamental.

Gubernur BI menjelaskan bahwa ada 5 tugas bank Indonesia, yaitu bidang moneter, macro prudential, sistem pembayaran, pendalaman pasar dan inklusi ekonomi keuangan. “Kita bangga bahwa koordinasi BI dan lembaga terkait di Indonesia sangat baik, termasuk koordinasi BI dengan bank sentral Negara lainnya”,tuturnya.

Perry Warjiyo optimis normalisasi proses kebijakan ekonomi Negara maju tetap dapat mendukung pemulihan ekonomi global. “Alasannya bahwa ekonomi global akan pulih pada level 4.4% tahun 2022, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di China, Jepang, Amerika Serikat, Eropa, India dan Negara lainnya”,tegasnya

Namun ia mengakui bahwa ada risiko yang akan dihadapi, seperti kebijakan The Fed yang akan melakukan normalisasi dengan menaikkan suku bunga kebijakannya. Bahkan meskipun kenaikan suku bunga The Fed belum dilakukan, sejumlah Negara sudah melakukan antisipasi dan penyesuaian. Ada juga risiko omicron, ada juga risiko gangguan supply energy.

Untuk itu, Perry Warjiyo mengatakan ada sejumlah hal yang bisa dilakukan, seperti perlunya melakukan normalisasi kebijakan, khususnya dari Negara-negara maju yang dikomunikasikan dengan baik. Kemudian memperkuat daya tahan Negara-negara emerging termasuk Indonesia, agar dampak normalisasi proses Negara-negara maju tersebut tetap bisa mendukung ekonomi domestik.“Oleh sebab itu, Bank Indonesia perlu melakukan bauran kebijakan. Tahun 2022, BI akan mengkalibrasi bauran kebijakan, dan kami sudah melakukannya”,ujarnya.

Di awal sambutannya, Perry Warjiyo mengatakan bahwa ada 6 agenda pada sisi finance track dari G20. Pertama, bagaimana melakukan normalisasi kebijakan Negara-negara maju untuk mendukung pemulihamn ekonomi global. Kedua, bagaimana structure reform diperkuat untuk mengatasi scarry effect.

Ketiga, bagaimana melakukan kebijakan cross-border sistem pembayaran. Keempat, bagaimana mendorong growth economy dan sistem keuangan. Kelima, bagaimana memperkuat inklusi ekonomi. Keenam, bagaimana meningkatkan koordinasi kerjasama perpajakan internasional. (RED/MBB)