# Tags
#Kampus

Anggaran Perguruan Tinggi Naik 70%, Peringkat Global Malah Anjlok

KampusMedan – Jakarta, Ketua Dewan Profesor Universitas Padjadjaran (Unpad), Arief Anshory Yusuf, mengungkapkan keprihatinannya atas fakta dimana peringkat perguruan tinggi Indonesia terus melorot di tingkat global, seperti daftar peringkat yang dikeluarkan lembaga pemeringkatan kampus dunia Times Higher Education (THE) dalam kategori Asian University Ranking. Menurutnya data THE menunjukkan peringkat kampus besar di Indonesia terus menurun dari tahun ke tahun.

Demikian dikemukakannya, Sabtu (5/6/2021). Ia mengatakan, Universitas-universitas di Malaysia mengungguli kampus di Indonesia dalam daftar peringkat yang dikeluarkan lembaga pemeringkatan kampus dunia Times Higher Education (THE) dalam kategori Asian University Ranking. Data terbaru tahun 2021 menunjukkan University of Malaya ber hasil menduduki peringkat ke-49 di Asia. Perguruan tinggi yang terletak di Kuala Lumpur ini sekaligus menjadi kampus nomor satu di negeri jiran tersebut.

UOM mengungguli Universiti Teknologi Petronas atau UTP (peringkat 111 dunia), Universiti Tunku Abdul Rahman (119), Univerti Putra Malaysia atau UPM (136), Universiti Kebangsaan Malaysia atau UKM (150), Universiti Teknologi Malaysia (150), Universiti Utara Malaysia (155), dan Universiti Sains Malaysia (163).

Peringkat Universiti of Malaya bahkan jauh di atas universitas terbaik di Indonesia, Universitas Indonesia (UI) yang berada di posisi 196. Seperti diketahui dari Indonesia hanya UI yang berhasil menembus 200 besar jajaran kampus terbaik di Asia.Kondisi tahun sebelumnya kurang lebih hampir serupa dimana sejumlah perguruan tinggi Malaysia berada jauh di atas Indonesia.”Tidak seperti universitas-universitas di negeri jiran, beberapa tahun terakhir universitas besar kita meluncur ke bawah terus. Turun terus. Ini bukan stagnasi lagi tapi regresi. Kalau stabil masih okelah tapi ini kan tidak,” ujar Arief dalam keterangannya.

UTP misalnya pada 2020 menduduki peringkat 126, lalu UPM tahun lalu berada di posisi 145. Ada lagi UKM yang sebelumnya pada peringkat 161. Semua kampus ini berhasil naik untuk tahun 2021.Sementara peringkat UI bahkan melorot dari sebelumnya posisi 162. Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia tahun 2021 “hanya” berada pada peringkat 310. Merosot jauh dari tahun sebelumnya peringkat 264.Selain itu ITS yang sebelumnya ada di posisi 312 menjadi 372. Kemudian IPB dari 381 turun ke 395. Ada pun UGM tahun lalu ada di peringkat 339 melorot ke posisi 385.

Arief menyatakan data peringkat yang disampaikan Times Higher Education tersebut harus benar-benar dicermati baik oleh kampus maupun jajaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek. THE menurutnya merupakan lembaga pemeringkatan kampus paling tua dan kredibel di dunia.”Penghitungannya pun transparan dan diaudit oleh lembaga auditor PwC. Ini juga jadi barometer utama pemeringkatan kampus di dunia,” ujar Arief yang merupakan guru besar bidang ekonomi di Unpad itu.

Menurut doktor bidang ekonomi dari Australian National University itu, melorotnya posisi kampus di Indonesia ini tidak konsisten dengan dana APBN yang semakin banyak diguyurkan ke perguruan tinggi untuk keperluan riset, publikasi, dan lain-lain.”Lalu tidak konsisten juga dengan klaim Ditjen Dikti yang sering bilang publikasi kita terhebat se-ASEAN dan mampu mengejar Singapura. Kalau demikian kenapa (peringkat) kita kolaps kayak gitu,” katanya.

Melalui Merdeka Belajar Episode 6 tentang transformasi dana pemerintah untuk perguruan tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bakal meningkatkan anggaran pendidikan sampai dengan 70 persen. “Pada 2021 Kemendikbud akan meningkatkan anggaran sebesar 70 persen kepada PTN dan PTS, tetapi peningkatan anggaran ini komponen terbesarnya harus berdasarkan kinerja dan program-program yang berbasis proposal yang baik dan misi diferensiasi masing-masing,” ungkap Mendikbud Nadiem Anwar Makariem melalui Youtube Kemendikbud, Selasa (3/11/2020).

Kenaikan anggaran tersebut dari Rp2,90 triliun pada 2020 menjadi Rp4,95 triliun pada 2021. Perinciannya Rp250 miliar untuk matching fund, Rp500 miliar untuk competitive fund, dan Rp1,3 triliun untuk tambahan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (BPPTNBH), dan insentif kinerja.(DTC/MKM)